Minggu, 14 Maret 2010

manajemen internasional

BAB IV

MANAJEMEN INTERNASIONAL

Dalam organisasi, manajemen merupakan suatu proses yang dinamis. Untuk itu banyak organisasi yang melakukan bisnis yang tidak hanya mencakup intern saja. Untuk mengembangkan bisnis yang lebih luas lagi banyak organisasi yang melaksanakan bisnisnya melewati batas daerah atau wilayah tertentu. Tentunya dengan adanya pengembangan bisnis tersebut harus diiringi dengan konsep-konsep manajemen secara global.

Bisnis global adalah merupakan kegiatan atau aktivitas pemenuhan kebutuhan dengan membeli dan menjual barang dan jasa dari atau ke Negara yang berbeda. Aktivitas global tersebut perlu adanya proses manajemen, sehingga yang dimaksud dengan manajemen global adalah manajemen organisasi yang melaksanakan bisnis di lebih dari satu Negara.

STRATEGI BISNIS GLOBAL

Bisnis global adalah bisnis yang melakukan transaksi barang dan jasa melewati batas suatu Negara untuk tujuan memperoleh keuntungan. Dalam perekonomian global, segala bentuk dan ukuran bisnis internasional/multinational merupakan dasar dari perdagangan dunia serta perpindahan bahan baku, barang jadi dan jasa-jasa khusus dari satu Negara ke Negara lain. Cara-cara yang ditempuh untuk memulai bisnis global biasanya :

  1. GLOBAL SOURCING (Pendanaan Global)

Proses pengolahan dan/atau pembelian komponen-komponen dari berbagai penjuru dunia, kemudian merakitnya ke dalam suatu produk akhir. Dengan kata lain, cara ini merupakan pembagian kerja secara internasional, artinya kegiatan-kegiatan tertentu akan dilakukan di Negara-negara yang bisa melakukannya dengan biaya paling murah.

  1. EKSPORTING DAN IMPORTING

Eksporting yaitu menjual produk yang dihasilkan dari dalam ke pasar luar negeri, dan importing yaitu membeli produk-produk dari luar negeri dan menjualnya di Negara sendiri.

  1. LICENSING DAN FRANCHISING (Waralaba)

Yaitu merupakan pendekatan dimana suatu perusahaan memberikan hak penuh atas merek, teknologi, atau spesifikasi produk perusahaan itu kepada perusahaan lain dengan imbalan berupa pembayaran sejumlah uang sekaligus (lump-sum payment) atau uang jasa (fee), yang bisaanya didasarkan pada penjualan. Perbedaan antara lisensi dan waralaba adalah bila lisensi biasanya digunakan untuk perusahaan pabrikan (mahufacturing), sedangkan waralaba biasanya digunakan oleh perusahaan jasa.

  1. JOINT VENTURE (Usaha Patungan)

Joint Venture internasional merupakan sesuatu aliansi strategis yang membantu pihak-pihak terlibat untuk memperoleh manfaat yang akan diperoleh melalui cara bekerja sama, atau sulit untuk dicapai secara sendirian. Cara ini diwujudkan dalam bentuk pembelian saham dan atau investasi langsung dari suatu perusahaan asing dalam suatu wilayah lokal tertentu; cara lain dapat berupa pembentukan bentuk usaha yang baru sama sekali oleh perusahaan asing dan lokal.

  1. WHOLLY OWNED SUBSIDIARIES (Anak Perusahaan yang Dimiliki Secara Penuh)

Wholly owned subsidiaries adalah suatu perusahaan dengan operasi lokal yang dimiliki dan dikendalikan secara penuh oleh perusahaan asing. Seperti juga pada joint venture, anak perusahaan asing seperti ini mungkin bisa dibentuk melalui investasi secara langsung dalam operasi atau melalui pembelian saham perusahaan yang bersangkutan. Dengan cara melakukan investasi semacam itu, perusahaan asing jelas-jelas mengambil resiko usahanya. Perusahaan tersebut harus yakin bahwa mereka memiliki keahlian yang diperlukan untuk mengendalikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam lingkungan yang baru. Dalam hal ini, pengalaman sebelumnya yang diperoleh melalui joint venture akan terbukti sangat bermanfaat.

Perusahaan Multinasional

Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang menyelenggarakan operasinya di dua Negara atau lebih sekaligus dan berbasis pada Negara asalnya. Cara perusahaan-perusahaan beroperasi secara global bisa bermacam-macam. Perusahaan multinasional yang ethnocentric menerapkan kendali atas operasi luar negerinya dari kantor pusat, dan berharap perusahaan-perusahaannya diluar negeri mengoperasikan usahanya dengan cara sama seperti yang dilakukan Negara asal, sehingga perusahaan ini sering menimbulkan keluhan dari perusahaan lokal karena tidak mengindahkan kebutuhan dan kebudayaan lokal. Sebuah perusahaan multinasional yang policentris lebih memberikan kebasan beroperasi, menghargai perbedaan yang ada di pasar dalam masing-masing Negara, dan berusaha untuk mencapai rencana yang “multidomestik”, seperti disain produk dan iklan yang menganggap bahwa setiap Negara sebagai wilayah terpisah yang kompetitif. Bentuk perusahaan multinasional yang lebih transnasional adalah perusahaan-perusahaan yang geocentric, yakni perusahaan yang mengusahakan integrasi menyeluruh dalam operasi globalnya dengan cara beroperasi tanpa mempunyai prasangka, dan membuat keputusan-keputusan utama dari perspektif global serta menggunakan eksekutif senior dari banyak Negara yang berbeda.

Isu-Isu Manajemen dalam Perusahaan Multinasional

Pada saat pasokan sumber daya, arus produk, dan pasar tenaga kerja semakin mencakup batas-batas Negara, tindakan perusahaan multinasional sangat berpengaruh dalam perekonomian global, karena perusahaan multinasional mempunyai kebaikan dan keburukan bagi host-country (Negara pengundang).

Adapun keburukan perusahaan multinasional bagi host-country adalah:

a. keuntungan terlalu besar

b. menguasai perekonomian

c. campur tangan pemerintah

d. hanya mengambil tenaga lokal

e. tidak ada ahli teknologi

f. tidak menghargai kebisaaan hukum, kebutuhan lokal

Keburukan bagi perusahaan multinasional sendiri:

a. balasan keuntungan

b. pembebanan sumber daya yang lebih mahal

c. aturan yang terlalu mengeksploitasi

d. batasan divisi

e. tidak memenuhi kewajiban perjanjian

Kebaikan perusahaan multinasional bagi host-country:

a. pertumbuhan

b. pendapatan

c. belajar

d. pengembangan

Idealnya, perusahaan multinasional maupun host-country mendapatkan manfaat dari hubungan tersebut. Negara yang menerima (host country) mendapatkan manfaat dari pajak yang bertambah besar, semakin menigkatnya lapangan kerja yang tersedia, alih teknologi, ekspansi modal, pengenalan industri-industri khusus, dan pengembangan sumber daya setempat.

Beberapa negara yang ditempati perusahaan-perusahaan multinasioanl (host country) kadang-kadang mengeluh bahwa perusahaan-perusahaan multinasional:

· mengambil laba yang terlalu besar

· menguasai perekonomian lokal

· mencampuri pemerintahan lokal

· tidak mampu membantu mengembangkan peruasahaan lokal

· mengambil tenaga kerja lokal yang paling berpotensi

· tidak berhasil dalam melakukan alih teknologi yang lebih maju

· tidak mau memahaimi kebiasaan, hukum dan kebutuhan setempat

Perusahaan multinasioanl juga merasa bahwa mereka dieksploitasi dalam

hubungannya dengan negara tuan rumah. Perusahaan-perusahaan multinasional juga menghadapi kesulitan di negara asal atau kantor pusat mereka. Hal ini terjadi khususnya apabila perusahaan-perusahaan multinasioanal menjadi lebih berorientasi internasional. Kritik yang terlontar paling banyak biasanya terpusat pada hilangnya kesempatan untuk bekerja karena pasar tenaga kerja asing yang lebih murah, serta larinya investasi modal ke luar, serta praktek korupsi di negara-negara luar.

PENGARUH LINGKUNGAN PADA OPERASI PASAR GLOBAL

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam perekonomian global terus berlangsung secara dramatis. Perusahaan-perusahaan multinasioanl semakin banyak dan semakin bersifat transnasional. Namun, lingkungan juga masih tetap kompleks, sehingga beberapa perusahaan dan Negara berusaha mencari keunggulan kompetitif dalam era yang dinamis seperti itu. Supaya berhasil dalam perekonomian global, para manajer harus mampu menghadapi banyak perbedaan dalam system perekonomian, hukum-politik, pendidikan dan social budaya.

Perbedaan-Perbedaan Bidang Perekonomian

Bangsa-bangsa di dunia sama-sama mengalami permasalahan, kebutuhan dan kepedulian ekonomi, dan kerjasama ekonomi regional semakin berkembang. Namun demikian, perbedaan dalam bidang ekonomi harus tetap diakui.

Perbedaan-Perbedaan Bidang Politik-Hukum

Sistem politik dunia berbeda berdasarkan dua ekstrim. Dalam system demokrasi, pemilihan dilakukan secara bebas dan wakil-wakil kelompok menentukan kepemerintahanan dengan partisipasi terbuka masyarakat secara keseluruhan. Sebaliknya, dalam system totalitarian, perwakilan dalam pemerintahan dibatasi oleh kediktatoran atau aturan satu partai. Kedua bentuk pemerintahan semacam itu saat ini sudah merupakan hal yang umum, dan dunia bisnis diperumit oleh perbedaan system tersebut berkaitan dengan batasan operasi serta resiko yang dihadapi. Resiko yang paling besar adalah bahwa mungkin host country, karena perubahan dalam pemerintahan atau kepemimpinan politik, melakukan “expropriate” atau mengambil alih kepemilikan secara penuh dari semua kekayaan asing tanpa pembayaran.

Hukum pemerintahan juga berbeda-beda, dan organisasi-organisasi diharapkan untuk mematuhi hukum Negara tempat perusahaan tersebut beroperasi. Semakin berbeda hukum suatu Negara semakin sulit bagi bisnis internasional untuk menyesuaikan diri dengan cara-cara setempat. Permasalahan di bidang hukum lain menyangkut praktek incorporation atau inkorporasi dan kepemilikan usaha, perundingan dan penerapan perjanjian dengan pihak-pihak luar, perlidungan atas hak patent/merk dagang/copyright, serta dalam menangani batasan valuta asing.

Perbedaan-Perbedaan Bidang Pendidikan

Manusia merupakan sumber daya yang paling penting bagi organisasi, dan karena sistem pendidikan antara Negara satu dengan Negara lain berbeda-beda, maka ketersediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi juga berbeda-beda. Manajer yang menyadari hal tersebut akan menbantu dalam memimpin organisasinya untuk mengarahkan investasinya lebih besar ke dalam sistem pendidikan, program pelatihan, dan tempat kerja yang nyaman untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia.

Perbedaan-Perbedaan Bidang SosialBudaya

Culture atau budaya merupakan seperangkat kepercayaan, nilai, dan pola perilaku bersama yang diterima oleh sekelompok orang. Setiap orang yang mengunjungi Negara lain sadar bahwa pasti akan terdapat perbedaan budaya. Culture shock atau gegar budaya, adlah kebingungan dan rasa ketidaknyamanan yang dialami oleh seseorang apabila ia berada pada suatu budaya yang belum dikenal, yang sekaligus ini mengingatkan bahwa perbedaan-perbedaan semacam itu harus diatasi sehingga orang bias dengan nyaman bepergian ke seluruh dunia. Dampak terhadap bisnis dan manajemen dari perbedaan social budaya tersebut juga perlu dipahami.

Tahap-tahap dalam menyesuaikan diri terhadap suatu budaya baru

  • Confusion: hubungan pertama kali dengan suatu budaya baru mengakibatkan merasa resah, kurang nyaman, serta memerlukan informasi dan nasehat.
  • Small victories: interaksi yang terus menerus akan membuahkan beberapa “keberhasilan” dan kepercayaan diri akan tumbuh dalam mengatasi permasalahan sehari-hari
  • The honeymoon: suatu masa dimana kekaguman, kelekatan terhadap budaya, dan kecintaan terhadap hal-hal lokal yang dipandang secara positif
  • Irritation and anger: suatu masa dimana sikap negative menggantikan sikap positif, dan budaya baru menjadi sasaran kecaman
  • Reality: suatu masa penyeimbangan kembali, mapu menikmati budaya baru sekaligus mengakui kelemahan-kelemahan yang ada.

Ethnocentrism, atau kecenderungan untuk melihat budaya sendiri lebih ungguk dibandingkan dengan budaya pihak lain, harus dihindari. Namun untuk benar-benar bias memahami budaya asing juga sangat sulit, mengingat budaya lokal sendiri saja juga sangat beranekaragam. Supaya dapat menghargai perbedaan-perbedaan semacam itu, serta supaya dapat berhasil dalam melakukan usaha di luar negeri, serta mengurangi gegar budaya yang timbul, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti terlihat dalam tahap-tahap dalam menyesuaikan diri terhadap suatu budaya baru. Menyadari diri sendiri, serta peka terhadap budaya luar merupakan dasar paling utama, juga tidak boleh dilupakan, kesediaan untuk menghadapi perbedaan bahasa, penggunaan jarak, waktu, agama, dan penggunaan perjanjian.

Perbedaan-Perbedaan dalam Budaya Nasional

Lima dimensi yang digunakan untuk menggambarkan nilai-nilai dari budaya nasional:

  • Power distance: sejauh mana suatu masyakat menerima pembagian kekuasaan yang tidak seimbang dalam organisasi
  • Uncertainty avoidance: sejauh mana suatu masyarakat bersedia menerima resiko serta ketidakpastian situasional
  • Individualism-collectivism: sejauh mana suatu masyarakat menekan kepentingan-lepentingan individu dibandingkan dengan nilai-nilai bersama atau kelompok
  • Masculity-femininity: sejauh mana suatu masyarakat menekankan prestasi dan hal-hal material dibandingkan dengan perhatian yang lebih besar pada hubungan manusiawi serta perasaan
  • Short-term-long orientation: sejauh mana masyarakat menekankan pertimbangan masa depan dibadingkan dengan perhatian besar pada masa lalu dan sekarang

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM LINTAS BUDAYA

Keempat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian semuanya dapat diterapkan dalam konteks bisnis global. Ke empat fungsi tersebut sebaiknya diterapkan secara benar dalam suatu Negara dan budaya. Persaingan dan perekonomian global telah memunculkan manajer global, yakni seseorang yang merasa tidak asing dengan keanekaragaman budaya secara cepat menemukan peluang dalam lingkungan yang kurang begitu dikenal, serta mampu mengendalikan tekanan-tekanan ekonomi, sosial, teknologi dan lainnya untuk kepentingan organisasi. Secara singkat manajer global, mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen melintasi batas-batas budaya dan nasional dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Schermerhorn, John R.,Jr. 1998. Manajemen Buku 1 Edisi Bahasa Indonesia. Andi. Yogyakarta.

Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.